Publikasi

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang

Badai dalam sosial politik seringkali menekan aktivisme dan cenderung menyempitkan ruang-ruang sipil. Hal ini terjadi karena adanya kelelahan kolektif, bias relasi kuasa, dan fragmentasi solidaritas. Hal tersebut lantas memunculkan gerakan feminisme di Indonesia. Merujuk pada sebuah pertanyaan, bahwa figur mana yang dianggap sah menjadi rujukan feminisme, bagaimana feminisme dipahami, dan seperti apa gerakan politik ke depan, LETSS TALK Bersama Mitra Wacana dan Kalyanamitra membuat gelaran bertajuk Kartini Conference on Indonesia Feminism 2025 (KCIF 2025) dengan tema “Di antara Badai Krisis Internal Dan Eksternal: Masa Depan Feminisme Dan Aktivisme Feminis.” KCIF 2025 dilaksanakan mulai 14-21 September 2025.

Add a comment


Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang

Anak-anak Indonesia didorong untuk menjadi subjek aktif, bukan hanya objek penerima manfaat, dalam upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Pesan ini menjadi inti dari Talkshow Anak Indonesia Siaga Bencana yang diselenggarakan oleh RedR Indonesia, UNICEF, dan Dit. Kesiapsiagaan BNPB di Ruang Rapat SBK, Pendopo Bupati Mojokerto, Kamis (2/10). Acara ini secara khusus membahas implementasi Perencanaan Kontingensi yang Berpusat pada Anak (PPKBA).

Add a comment

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang

Sebuah diskusi penting mengenai Gender Transformative Approach (GTA) dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Indonesia digelar di Kantor Bappeda, Mojokerto, Kamis (2/10). Acara yang diinisiasi oleh UN Women, ActionAid, Oxfam, dan sejumlah organisasi kemanusiaan serta masyarakat sipil lain ini menyoroti bahwa integrasi perspektif gender dalam penanggulangan bencana harus bergeser dari sekadar respons kebutuhan yang berbeda menuju transformasi struktural yang adil dan inklusif bagi semua.

Add a comment

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang

22 orang yang tergabung dalam Jaringan Layanan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Sukoharjo (JLPAK2S) yang terdiri dari lembaga  seperti Yayasan KAKAK, YAPHI, SPEK-HAM, LKBHI, MHH Aisyiyah, Muslimat NU, Peradi, Sehati, dan pemerhati perempuan dan anak  beraudiensi dengan Eko Sapto Purnomo, Wakil Bupati Sukoharjo di Ruang Rapat Kantor Wakil Bupati, Kamis (2/10).

Add a comment