Publikasi


Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang

Data dan laporan dari lembaga seperti KPAI, Kementerian PPPA, hingga media massa menunjukkan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak masih tinggi, bahkan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Data yang dimuat di laman Simfoni-PPA yang menunjukan kasus pada tahun 2023 sebanyak 29.883 kasus dan mengalami peningkatan menjadi 31.947 pada tahun 2024. Dari data tersebut, kekerasan seksual masih mendominasi disusul dengan kekerasan fisik dan kekerasan psikis. Di banyak catatan kasus, pelaku kekerasan justru adalah orang terdekat anak: orang tua, guru, teman sebaya, atau tetangga. Ironisnya, banyak kasus tidak terlapor karena korban takut, tidak tahu harus ke mana, atau tidak dipercaya saat bersuara. Tentu hal ini cukup memprihatinkan ditengah banyak pihak terus melakukan kampanye upaya pencegahan kekerasan berbasis gender.

Add a comment

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang

Penetapan Fungsi Hutan Adat (HA) harus mengikuti mekanisme adat sebagai subjek hukum, tidak lagi mengikuti mekanisme negara. Yang terjadi saat ini adalah, sudah masuk kawasan hutan adat namun mekanisme masih sebagai hutan negara (lindung, konservasi, dan lainnya). Padahal masyarakat adat sudah memiliki fungsi zonasinya sendiri. Demikian dikatakan oleh salah seorang peserta  workshop harmonisasi kebijakan penetapan masyarakat hukum adat dan hutan adat oleh Dewan Kehutanan Nasional didukung Asia Foundation,  Rabu (9/7).

Add a comment

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang

Namanya Irul. Tubuhnya gempal, padat dan berisi. Ia terlihat lebih gemuk dari teman-temannya. Usai melakukan kegiatan senam pagi "Aku Anak Hebat" bersama 100 lebih teman-teman dan para guru,  Irul mengikuti aksi  kerja bakti dengan mengumpulkan sampah yang berserakan di lingkungan sekolahnya pagi itu pada acara kerja bakti di Madrasah Ibtidaiyah (MI)  Miftahul Huda, Jakenan Pati, dalam Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) bersama Yayasan Yekti Angudi Piadeging Hukum Indonesia (YAPHI), Kamis, 24/7.

Add a comment

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang

Krisis iklim yang saat ini dialami oleh semua makhluk, seringkali dipahami sebagai kondisi darurat yang datang dari alam. Padahal sebenarnya akibat dari aktivitas manusia yang mengakibatkan dampak. Hal itu sudah bisa dilacak jauh ke belakang ketika manusia memiliki peradaban untuk membuka hutan. Lantas di abad 15-16 ada revolusi pengetahuan sehingga terciptalah mesin, dan jejak karbon bertambah.

Add a comment