Forum Orangtua Anak Disabilitas Laweyan Belajar Hak Anak
- YAPHI
- Suara Keadilan
- Dilihat: 591
Sembilan belas orangtua anak disabilitas serta delapan anak disabilitas yang tergabung dalam Forum Orangtua Anak Disabilitas Laweyan Surakarta yang diketuai oleh Mia Martelina mengikuti sesi belajar tentang Hak Anak pada Minggu (17/11) di Ruang Anawim Yayasan YAPHI Surakarta.
Add a commentKajian Kritis Peta Ketahanan Tanah
- YAPHI
- Suara Keadilan
- Dilihat: 735
Ketahanan pangan jadi bagian yang penting bagaimana memastikan bahwa makanan yang kita santap sehari-hari itu .tetap ada atau tersedia. Bahkan sebelum Indonesia merdeka masalah pangan sudah dikelola oleh petani. Artinya para petani umurnya lebih tua dari umur kemerdekaan negeri ini. Sesudah merdeka, negara Indonesia kemudian bergeser menjadi masyarakat agraris.
Add a commentCegah Kedisabilitasan di 1000 Hari Kehidupan
- YAPHI
- Suara Keadilan
- Dilihat: 700
Dr. Zaenal Abidin, S.H,M.H, dari Pokja Kesehatan menjadi moderator diskusi publik yang dihelat oleh KPAI dan beberapa lembaga pada Jumat (18/10) memberi pengantar bagaimana saat ini isu stunting nenjadi isu utama tetapi jangan lupakan isu lainnya yakni banyaknya kasus anak dengan kelebihan berat badan.
Kemudian yang tak kalah penting adalah tema lama dengan rasa baru, menurut istilahnya, yakni kebijakan pembangunan kesehatan inklusi bagi anak difabel. Tema pemenuhan hal bagi anak difabel menemui banyak tantangan tetapi bukan berarti pemerintah diam atau pasif, hanya saja mereka mungkin kurang melakukan sosialisasi dan kurang kapabilitas. Belum lagi ditemui kurangnya kolaborasi.
Salah seorang narasumber diskusi publik, dr. Hari Wahyu Nugroho, Sp.A (K) , pediatri tumbuh kembang, mengatakan bahwa 1000 hari kandungan sejak hari pertama di dalam kandungan dan 700 hari sejak lahir itulah justru hal penting yang tidak boleh diabaikan.
Sedangkan jika sudah terjadi stunting, maka bisa diintervensi hanya sampai dua tahun saja. Setelah itu hanya bisa dipantau sehingga tidak ada komorbid. Menurutnya intinya pengamatan itu di 1000 hari kehidupan. Di usia dua tahun, otak anak usia dua tahun, sudah sudah terisi 80% otak orang dewasa. Jadi boleh dikatakan bahwa untuk pencegahan stunting atau bahkan kondisi ke disabilitas, fokusnya pada anak perempuan yang sudah menginjak usia remaja sebab di usia saat ini mereka nantinya bisa hamil.
Beberapa kondisi dalam kehamilan ada faktor risiko : mengalami infeksi selama kehamilan, lahir prematur, berat badan lahir rendah, nutrisi tidak ade kuat, stimulasi tidak optimal. Selain itu juga faktor kelainan perkembangan : keterlambatan perkembangan (usia 0-6 tahun) : motorik, bicara dan bahasa, personal - sosial, autis dan ADHD. Juga berakibat terjadinya retardasi mental/difabel intelektual.
Burden of Disease atau upaya sistematis dan ilmiah untuk mengukur besarnya perbandingan health loss dari semua macam penyakit besar untuk masyarakat semua umur, jenis kelamin, dan kondisi geografis dari waktu ke waktu. Sedangkan catatan data pada kondisi anak Indonesia saat ini adalah :
5 juta anak per tahun : terlambat bicara : 50.000 atau 10%, autis spektrum disorder : 30.100 (1:160), ADHD : 25.000 (5%), cerebral palsy : 10.000 (2:10.000) dan didapatkan data bahwa Retardasi mental/disabilitas intelektual sebanyak 8.250.000 (3% penduduk).
Intervensi Perkembangan Komprehensif semestinya bisa dilakukan yakni : adanya dukungan keluarga, intervensi biomedis, program pendidikan di rumah dengan interaksi dengan anggota keluarga, interaksi problem solving yang semi struktur, aktivitas motorik, sendirik, visual spasial, sosial dan aktivitas pendidikan lainnya, di program pendidikan di sekolah ada interaksi dengan guru dan teman sebaya, interaksi problem solving yang semi struktur, aktivitas motorik, sensorik, visual spasial, sosial, aktivitas pendidikan lainnya. Di samping itu dibutuhkan terapi-terapi khusus yakni okupasi, bicara dan bahasa, fisik, perilaku, dan sensori integrasi.
Tantangan- Tantangan Di Pihak Dokter dan Pembiayaan
Tantangan di tingkat dokter, dengan melakukan survey didapat : kurangnya waktu 80%, kurangnya biaya 65%, kurangnya SDM, kurangnya alat penunjang 50%, kurangnya pelatihan 40%, kurangnya pusat rujukan 40%.
Terkait pembiayaan ; konsultasi ke dokter spesialis anak konsultasi tumbuh kembang kisaran Rp. 200.000-Rp.1.000.000, sesi terapi Rp. 100.000-Rp.500.000, obat-obatan Rp. 200.000-Rp.750.000 jadi rata-rata 1 bulan Rp. 1.200.000-Rp.5.000.000 dan lamanya terapi adalah empat tahun. (Astuti)
Add a commentGeliat Petani KOMPAK Desa Porang Paring
- YAPHI
- Suara Keadilan
- Dilihat: 634
Kelompok Masyarakat Petani Pati Kidul (KOMPAK) yang berada di Dukuh Tumpang, Desa Porang-Paring terdiri dari 20 anggota semakin menggeliat setelah beberapa waktu lalu tepatnya akhir September menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi yakni Fakultas Teknologi dan Industri Pangan (FATIPA) Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta lewat tim pengabdian masyarakatnya.
Add a commentCatatan dari Pekan Raya Sehat Jiwa : Prioritaskan Kesehatan Mental di Tempat Kerja
- YAPHI
- Suara Keadilan
- Dilihat: 686
Ada puluhan booth yang memenuhi lokasi even di Jakarta International Velodrome pada Minggu (13/10), seperti rumah sakit, puskesmas, direktorat, platform-platform, serta organisasi yang mengusung tema kesehatan mental serta organisasi dan perhimpunan psikolog serta psikiater dan juga komunitas. Lembaga yang melakukan edukasi adalah Unicef, CIMSA, Into the Light, Otsuka, Yayasan Alzheimer Indonesia, POP-TB, Ikatan Psikologi Klinis Indonesia, USAID Momentum. Sedangkan instansi yang melakukan skrining dan konseling ada puluhan di antaranya Puskesmas Pulogadung, Puskesmas Cipayung, Ibunda.id, RS Soeharto Heerdjan, RS Ketergantungan Obat, Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi, NBP Center-Dyslexia Support Group.
Selain itu, juga ada launching Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis (P3LP). Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis merupakan bantuan atau dukungan psikologis yang paling dasar dan sederhana untuk orang-orang yang sedang mengalami kejadian yang (dianggap) berat dan menyebabkan luka psikologis.
Acara dibuka oleh Kunta Wibawa Dasa Nugraha, Sekjen Kemenkes, dan tema yang diusung tahun adalah memprioritaskan kesehatan mental di tempat kerja yang menurutnya memberikan penghargaan meskipun kecil adalah sebuah keharusan. Memprioritaskan kesehatan mental di tempat kerja adalah langkah penting untuk menciptakan keseimbangan antara kinerja dan kesejahteraan karyawan. Sebab tempat kerja yang sehat mental dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan kesejahteraan. Begitu pun sebaliknya, pada kondisi tempat kerja buruk seperti banyaknya tekanan berlebihan, stigma, masih adanya diskriminasi maka akan merusak kesehatan mental. Jika karyawan tidak nyaman dalam bekerja maka lambat laun akan menciptakan luka psikologis berupa kecemasan, bahkan depresi yang berdampak pada produktivitasnya.
Beberapa booth yang penulis sambangi di antara adalah Yayasan Alzheimer Indonesia dan menemui Tuti Sunardi yang menjelaskan bagaimana di seluruh dunia setiap tiga detik, satu orang terdiagnosa demensia. Indonesia merupakan satu dari lima negara di dunia yang memiliki jumlah usia lanjut tertinggi. Menurut data BPS tahun 2020, penduduk usia lanjut berjumlah mencapai 9,92% atau sekitar 27 juta dari total penduduk 270 juta jiwa di tanah air.
Booth selanjutnya adalah Mother Hope Indonesia yakni organisasi non profit yang bergerak pada isu kesehatan jiwa ibu perinatal. Komunitas ini berfokus untuk memberikan dukungan emosional serta edukasi kepada ibu hamil dan pasca melahirkan terutama ibu yang mengalami gangguan mood dan depresi pasca melahirkan. Pada sebuah sesi talkshow, Mother Hope Indonesia juga mengisinya dengan edukasi-edukasi dan juga ada workshop journaling.
Berkunjung ke booth Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) juga mempertemukan dengan pendirinya, Bagus Utomo. KPSI berdiri pada tahun 2009 yang pada saat group facebook dibuat sebagai sarana edukasi masyarakat, hingga saat ini memiliki anggota 75.000 orang. KPSI memiliki program kerja yang berorientasi pada edukasi serta layanan terhadap orang dengan gangguan kejiwaan terutama mereka yang mengalami skizofrenia, serta dukungan aspek legal dan hukum. Anggota KPSI bukan hanya survivor saja melainkan juga caregiver, profesional seperti psikolog dan psikiater serta masyarakat umum. Ada belasan penyintas anggota KPSI hadir dan memamerkan usaha mereka yakni produk-produk makanan dan kerajinan tangan. (Astuti)
Add a comment