Publikasi

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang

Langit desa Porang Paring sangat terang, cenderung panas. Jalan setapak mobil yang beraspal menanjak melalui perbukitan. Di kanan dan  kiri tampak kebun jagung milik warga tumbuh subur. Meski ada cerita sebagian kebun itu saat itu sedang diserang hama tikus, namun tak menyurutkan para petani tetap mengolah lahannya.

Add a comment


Penilaian: 5 / 5

Aktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan Bintang

Mengawali talkshow pada peringatan International Women’s Day (IWD) 2025, Sabtu (22/2), Girl Up Universitas Sebelas Maret, melalui moderatornya Fatimi Hanum Sabila, mengetengahkan tiga kasus kekerasan yang menimpa perempuan, dua di antaranya viral di media sosial. Kasus pertama yakni mahasiswa PPDS Universitas Diponegoro, kedua adalah kasus tragis penjual gorengan Sumatera Barat, dan sebuah kasus kekerasan yang tidak viral. Menjajagi pendapat para peserta, panitia membagkan kuis mentimeter untuk diisi para peserta. Puluhan jawaban terpampang di layar.

Add a comment

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang

Dipandu oleh Yosi Krisharyawan dan Astuti, Ngobrol Bareng Yaphi (NGO-PHI), siaran podcast di kanal  YouTube Yayasan Yaphi edisi Hari Pers menghadirkan dua narasumber yakni Ichwan Prasetyo, redaktur Solopos dan Lukas Ispandriarno dari Katolikana, Rabu (6/2). NGO-PHI kali ini membahas tentang peran jurnalisme warga dalam demokratisasi informasi. Mengawali obrolan, Yosi mengemukakan pertanyaan mendasar tentang perbedaan pers dan jurnalisme warga. Bahwa jurnalis pers secara individu ada di bawah perusahaan dan ia mengalami sejumlah tahap pendidikan yang khusus, atau pelatihan. Tetapi tidak pun juga tidak apa-apa.

Add a comment

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang

Meski kota Surakarta sudah mengalami kemajuan pendidikan dengan  alokasi  anggaran pendidikan lebih dari 20% dan sebagian besar diperuntukkan gaji dan tukin guru, juga dibuktikan dari sisi fisik pembangunan gedung di beberapa SMP negeri yang megah. Seiring sejalan dengan hal tersebut ada berbagai upaya meningkatkan kualitas pendidiknya dengan berbagai terobosan. Namun di balik itu, masih banyak permasalahan yang harus dihadapi seperti persoalan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)  salah satunya pada Jalur Prestasi di jenjang SMP ke SMA yang dinilai masih amburadul karena berdasar prestasi sekolah di Kota Surakarta dan kabupaten.

Add a comment

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memberi peluang warga dan masyarakat sipil memanfaatkan jurnalisme warga dengan aneka bentuknya. Individu maupun komunitas menyampaikan berbagai ekspresi, kritik, dukungan, kemarahan, perlawanan atas kecenderungan otoritarianisme pemerintahan baru. Ini tantangan berat karena media massa sebagai salah satu pilar demokrasi mengalami kesulitan selain hambatan hukum, politik, dan ekonomi. Masyarakat sipil, termasuk kelompok agama hingga kampus pun dibujuk dengan kekuasaan dan tawaran, seperti izin eksplorasi tambang.

Add a comment