Aksi Kolektif Sigab, PR Yakkum dan Formasi Disabilitas didukung INKLUSI Bikin Survey
- YAPHI
- Suara Keadilan
- Dilihat: 918
M. Joni Yulianto, Direktur Eksekutif Sigab Indonesia pada seminar diseminasi survey kesiapan pemilih difabel dalam pemenuhan hak politik pada pemilu, Kamis (18/1) mengatakan bahwa pesta demokrasi yang akan berlangsung 14 Februari nanti diharapkan jadi ruang bersama untuk pemenuhan hak politik difabel.
Add a commentAksi Kamisan 17 Tahun Menuntut Penyelesaian Kasus Pelanggaran HAM
- YAPHI
- Suara Keadilan
- Dilihat: 1497
Aksi Kamisan ke-802 bertepatan dengan 17 Tahun Aksi Kamisan di depan Istana Negara berlangsung pada Kamis (18/1)
Puluhan orang dengan pakaian serba hitam berdiri tak mengucap sepatah kata di depan Istana Negara selama 30 menit, seperti yang ditulis dan disiarkan secara live oleh akun Instagram @konde.co.
Add a commentSitus Jaga Pemilu untuk Pemilu yang Jujur, Adil dan Penuh Integritas
- YAPHI
- Suara Keadilan
- Dilihat: 1150
Dalam sistem demokrasi di mana suara setiap warga negara memiliki kekuatan untuk membentuk masa depan bangsa. Pemilu adalah pondasi demokrasi. Dalam konteks ini, pentingnya pemilu yang jujur, adil dan penuh integritas tidak dapat diabaikan. Memahami peran penting masyarakat dalam menjaga integritas pemilu, maka lahirlah situs JagaPemilu.com yang tampil sebagai sebuah platform pelaporan bagi relawan pemantau pemilu. JagaPemilu.com diluncurkan di Ruang Pertemuan Jaga Pemilu di Jakarta hari ini, 5 Januari 2024.
Add a commentKontras Rilis Catatan Kritis : Atas Nama Proyek Strategis Nasional : Ruang Hidup Dirampas, Masyarakat Tertindas
- YAPHI
- Suara Keadilan
- Dilihat: 920
Menjelang Debat Calon Wakil Presiden yang mengangkat tema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) meluncurkan catatan kritis berkaitan dengan permasalahan pada Proyek Strategis Nasional (PSN). KontraS dalam catatannya menaruh perhatian serius terhadap upaya pembangunan yang saat ini menjadi prioritas Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo. Kami pun menyoroti tanggung jawab negara serta perusahaan dalam mengedepankan prinsip Hak Asasi Manusia (HAM) dalam sektor bisnis-pembangunan. Selama ini, kami melihat bahwa negara maupun perusahaan kerap kali mengesampingkan prinsip HAM pada praktik pembangunan yang dijalankan.
Add a commentKeberanian Perempuan Korban untuk Melawan dalam "Sehidup Semati"
- YAPHI
- Suara Keadilan
- Dilihat: 941
Film Sehidup Semati besutan Upi Avianto, sutradara sekaligus penulis skenario patut kiranya saya artikan sebagai antitesis keberadaan perempuan yang sering dianggap sebagai makhluk lemah, tak berdaya, penurut kepada suami dan sangat mengagungkan sebuah ikatan pernikahan.
Keagungan pada sebuah ikatan perkawinan itu bahkan sudah didengung-dengungkan sejak awal, ditambah pidato-pidato yang disampaikan oleh seorang tokoh atau pemuka agama yang diperankan oleh Lukman Sardi. Belum lagi lagu pengiring yang terus-menerus diputar di film ini, suara Elvis Presley lewat Can't Help Falling In Love seakan mewakili perasaan seorang manusia yang mencintai pasangannya secara buta/budak cinta (bucin) namun entah mengapa tidak mendapat balasan cinta seperti adanya.
Renata yang diperankan apik oleh Laura Basuki dan Edwin dilakoni Ario Bayu membangun kisah epik mereka sejak awal dengan hubungan suami istri yang tidak setara. Bayangkan, jika seorang istri yang hidupnya seratus persen melayani suaminya namun tidak memiliki hak apa pun untuk mengetahui apa yang diakukan oleh sang suami. Sampai-sampai untuk mengakses kamar kerja si suami saja tidak boleh. Celakanya keluarga Renata pun sangat mendukung laku patriarkat tersebut dengan tetap membela menantu dan ipar mereka meski Renata datang ke rumah mereka dengan babak belur.
Untungnya muncul tokoh Asmara yang diperankan oleh Asmara Abigail. Asmara digambarkan sangat ekspresionis dibuktikan dengan adegan-adegan sangat erotis, "meracuni" pikiran Renata dengan berbagai dogma,"perempuan yang unggul di ranjang dialah perempuan yang menang di kehidupan." Seakan menyihir Renata hingga ia sadar atas batas kesabaran. Akting Asmara Abigail sungguh sempurna, seperti laiknya saat dirinya membintangi film Setan Jawa. Perannya dengan nama yang sama : Asmara sangat total serta tak kalah bagus dengan peran yang dibawakan Laura Basuki. Dua bintang perempuan ini patut diacungi jempol. Kemunculan mereka berdua di film ini dengan peran yang protagonis dan antagonis, seakan gambaran dan refleksi bagaimana perempuan selama ini ditempatkan.
Pun tatkala muncul sosok perempuan tetangga apartemen, selingkuhan Edwin yang seakan "antara ada dan tiada" namun jelas telah hadir dalam kehidupan rumah tangga mereka. Sungguh absurd untuk menggambarkan jika perempuan yang bernama Ana tersebut benar-benar hadir di dalam rumah mereka yang hanya berbeda kamar. Sampai-sampai Renata dipaksa untuk meminum obat (obat penenang kah? atau semacam obat tidur) untuk mengelabuhi laku perselingkuhan mereka.
Munculnya tokoh Ibu Maya (Ibunda Ana) yang bertetangga dan menyewa dukun untuk suatu ritual memunculkan pertanyaan, juga beberapa adegan yang dibuat semistis mungkin sebab film ini bergenre thriller. Namun begitu tidak mengurangi pesan yang ingin disampaikan bahwa pada akhirnya Renata si istri yang di film ini menjadi korban kekerasan dari suaminya mesti sadar dan melawan. Sebuah ending yang sulit diduga. Juga adegan demi adegan yang menuntun pada kejutan-kejutan yang tiada terkira. Kemenangan Renata atas kebebasan dirinya perlu dirayakan seperti gambar pada penutup film ini. Sajian makan di meja dengan latar belakang suasana kelam. (ast)
Add a comment- Pers Rilis AJI : Pernyataan Kongres 1 Penyintas Rezim Presiden Jokowi
- Tujuh Tuntutan Perempuan untuk PEMILU yang Berdaulat sesuai Azas Demokrasi, Keadilan dan Kesetaraan
- Peringati 16HAKTP Yayasan YAPHI Gelar Pemutaran dan Diskusi Film Payung Dara
- Panggung Ekspresi Inklusif dalam Rangka 16HAKTP Diawali dengan Panduan Senstivitas Disabilitas