Publikasi

Bupati Cirebon Luncurkan Temu Inklusi ke-6 Bertema Komitmen, Sinergi, Aksi dan Inovasi

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

Temu Inklusi ke-6  dengan mengusung tema Komitmen, Sinergi, Aksi, dan Inovasi Berbasis Kebhinnekaan untuk Indonesia Emas 2045  pada Kamis, 8 Mei 2025 resmi dibuka oleh Imron Rosyadi, Bupati Cirebon. Temu Inklusi ke-6 akan dilaksanakan 2-4 September 2025 di Desa Durajaya, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon.

Menurut Imron, even nasional tersebut merupakan penegasan bahwa inklusi bukan hanya sebuah tujuan, melainkan proses yang berkelanjutan.“Ini membutuhkan keterlibatan seluruh elemen masyarakat, dengan menjadikan kebhinekaan sebagai fondasi,” tuturnya. Ia juga meneguhkan bahwa pemerintah kabupaten Cirebon sangat mendukung penyelenggaraan Temu Inklusi ke-6 dan memberi apresiasi kepada Sigab Indonesia sebagai penyelenggara. Pihaknya siap mendorong sinergi lintas sektor untuk menerjemahkan komitmen ke dalam aksi nyata yang inovatif.

M. Joni Yulianto, Direktur Sigab dalam kata sambutannya menyatakan bahwa sejak 2024 SIGAB Indonesia telah melangsungkan kerja sama bersama Forum Komunikasi Difabel Cirebon (FKDC) dan Pemda Kabupaten Cirebon. Dalam kerangka program Strengthening Inclusion for Diffability equity and Rights (SOLIDER) melalui dukungan program INKLUSI yakni Kemitraan Australia dan Indonesia Menuju Masyarakat yang Inklusif, FKDC telah mendukung perintisan 6 Desa Inklusif yakni 3 di Kecamatan Greged dan 3 di Kecamatan Lemah Abang.“Kami juga melakukan penguatan Unit Layanan Disabilitas (ULD) Ketenagakerjaan, yang hingga saat ini terdapat 600 lebih tenaga kerja tersalurkan. Musrembang tematik yang dimulai oleh  Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (BAPPELITBANGDA), dan itu semua jadi bukti, kabupaten Cirebon menuju pembangunan yang inklusif difabel,” jelas Joni. 

Sesi Talkshow Pemenuhan Hak Ketenagakerjaan

Dalam sesi talkshow yang dipandu oleh Sunarman Sukamto, menghadirjkan Apipudin karyawan PT. Dahju Foam Product, atau industri sol sepatu. Apipudin sudah bekerja tiga bulan serta sudah menandatangani kontrak. Ia mendapat gaji UMR. Ia memperoleh info lowongan pekerjaan  dari FKDC dan melalui ULD. Dalam talkshow, ia bercerita pertama kali  dulu merasa minder di tempat kerja sebelum kenal karyawan lainnya yang non difabel. Namun kemudian merasakan bahwa semua karyawan sama perlakuannya.

Peran FKDC dalam pendampingan difabel dan pemenuhan hak ketenagakerjaan memiliki landasan serta tantangan di antaranya menyamakan perspektif, berkegiatan bersama di  ULD termasuk memberikan  data ke ULD, juga mendorong teman difabel yang memiliki informasi peluang pekerjaan, terlibat dalam kegiatan peningkatan kapasitas, dan memiliki data base baik terkait pemberi layanan untuk meningkatkan kapasitas. Menjadi tantangan sendiri yakni ketika berhadapan untuk meyakinkan perusahaan, difabel dan keluarganya. (Ast)