Publikasi

ODGJ Berdaya Secara Ekonomi Lewat Djuminten Dolan

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

Namanya Agus, seorang penyintas kesehatan jiwa atau disabilitas mental yang telah pulih dan berdaya serta saat ini aktif menjadi relawan di Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) Simpul Solo Raya.

Lebih dari 20 tahun, Agus melakukan terapi farmakologi dan ia giat memberi edukasi kepada sesama penyintas, baik lewat WhatsApp group maupun maupun secara luring ia kerap melakukan kunjungan ke rumah-rumah mereka. Hampir setiap hari, Agus mengunggah foto tangannya yang sedang memajang obat-obat apa saja yang diminumnya hari itu. Hal ini untuk mengingatkan waktunya minum ‘vitamin’, ia membahasakannya demikian, bagi penyintas untuk menjaga kualitas hidup yang lebih baik, dan kepulihan. Agus memiliki usaha mandiri di rumah, yakni warung kelontong dan ia juga bergiat dalam sosial kemasyarakatan. Agus memiliki jadwal ronda malam, sama halnya dengan warga kampungnya, di Kabupaten Sukoharjo.

Lain lagi dengan Hendra, penyintas skizofrenia paranoid ini juga aktif dalam kegiatan secara luring dengan mendatangi undangan-undangan kegiatan program oleh dinas-dinas di Surakarta mewakili komunitasnya. Hendra beberapa kali bertestimoni bahwa seorang disabilitas mental seperti dirinya adalah orang yang mampu untuk bersosialisasi dan berdaya secara ekonomi. Hendra, lulusan sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta juga memiliki usaha ekonomi di rumah. Dengan kecanggihan teknologi saat ini, ia berjualan secara daring barang-barang apa saja dari masker, makanan hingga produk UMKM bekerja sama dengan kerabat yang tinggal tidak jauh dari rumahnya.

Ada pula Dea, penyintas bipolar yang sejak lulus sekolah kejuruan, ia berpindah-pindah pekerjaan sesuai kemampuannya dalam bidang perhotelan. Saat ini Dea sedang mengembangkan bakatnya di bidang lukis. Sejak duduk di Sekolah Dasar, ia sering mendapatkan kejuaraan melukis. Beberapa pelatihan melukis yang diselenggarakan oleh komunitas ia ikuti. Karya Dea kerap dipamerkan pada ajang atau even-even yang diselenggarakan oleh RSJD Surakarta. Ia menjadi inspirasi bagi penyintas lainnya bahwa dengan berkaya seni, eksistensi disabilitas mental sungguh bermakna. Tentu dengan dukungan penuh dari keluarga dan komunitas.

Agus, Hendra, dan Dea, tiga orang penyintas kesehatan jiwa dari 50 orang penyintas lainnya yang pagi itu, Rabu (15/6) mengikuti even “Djuminten Dolan Spektakuler” yang diselenggarakan oleh RSJD Surakarta dalam rangka Peringatan Bulan Pancasila di halaman rumah sakit. Djuminten Dolan adalah sebuah program pengembangan day care kemandirian kesehatan dan ekonomi bagi ODGJ dengan cara berjualan dan saling bertemu sesama ODGJ untuk saling berbagi dan menginspirasi. ODGJ yang berkegiatan di Djuminten Dolan adalah rehabilitan rumah sakit, penyintas dari komunitas dan penyintas dampingan Desa Siaga Sehat Jiwa dari program CHMN RSJD Surakarta.  Kegiatan ini diselenggarakan secara teratur dan terstruktur sejak berbulan-bulan lalu. Bedanya, pada Djuminten Dolan Sepktakuler kali ini dihadiri oleh Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah dan Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Surakarta. Dalam sambutannya, Ganjar berharap Djuminten Dolan terus berlanjut dan berkolaborasi dengan dinas-dinas terkait. (Astuti)