Resensi Film : Belajar Memahami Keunikan Anak dari Film Encanto

Penilaian: 5 / 5

Aktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan Bintang
 

Film Encanto yang diproduksi Walt Disney Picture dan Walt Disney Animation Studios bercerita tentang keluarga Madrigal yang tinggal di sebuah kota bernama Encanto dan  terletak di pegunungan Kolombia. Alma yang mendapatkan kekuatan sihir di hutan itu setelah insiden yang terjadi desa tempat tinggalnya yang sebelumnya maka semua anggota keluarga Madrigal memiliki kekuatan ajaib dan unik.

Mulai dari kekuatan untuk menyembuhkan, kekuatan menumbuhkan bunga, kekuatan tubuh super kuat, kekuatan untuk berubah wujud, kekuatan berbicara dengan hewan, kekuatan mengontrol cuaca dan lain sebagainya. Namun dari semua anggota keluarga, ada satu orang anak yang sama sekali tak punya kekuatan ajaib apa pun, yakni Mirabel.

Dia sering dikucilkan di keluarganya, terutama sang nenek yang seolah tidak bisa melihat sisi baik dalam dirinya. Mirabel terkadang merasa sedih namun tidak pernah menunjukkannya di depan umum. Dalam hatinya dia juga ingin memiliki kekuatan super seperti anggota keluarganya yang lain.

Mirabel anak yang periang. Dia terkadang suka membantu orang seperti kewajiban keluarganya yang suka membantu warga desa. Pada suatu hari dia penasaran dengan ruangan sang paman, yakni Bruno Madrigal. Dia menelusuri ruangan tersebut seperti padang gurun itu hingga di suatu tempat, Mirabel menemukan sebuah kepingan-kepingan seperti permata hijau. Dia mengumpulkan semua kepingan tersebut dan mencoba untuk menyatukannya, dari sinilah mata itu melihat gambar dirinya namun dengan latar belakang rumahnya yang hancur.

Mirabel berusaha mengulik semua yang dia temukan dengan bertanya pada ayah, bibi serta pamannya namun tidak mendapatkan hasil yang dia inginkan. Suatu hari, dirinya bertemu dengan orang yang ternyata selama ini bersembunyi di lorong kumuh yang ada di dalam tembok rumah, seperti ruangan rahasia. Orang ini adalah Bruno, pamannya yang dikabarkan telah menghilang entah ke mana.

Dengan aksi saling mengejar dan memohon akhirnya Bruno menceritakan tentang ramalannya tersebut. Mendengar cerita ini membuat Mirabel merasa tertantang hingga dia meminta Bruno untuk melanjutkan ramalannya yang belum selesai tersebut dengan menggunakan kamar dari sepupunya yang bernama Antonio.

Di ruangan yang seperti hutan dengan banyak binatang di dalamnya ini maka Bruno dan Mirabel melakukan ramalan tersebut. Dia ingin tahu apa akhir dari ramalan tentang dirinya ini. Apakah benar dia pembawa kehancuran untuk keluarganya atau tidak?

Mengetahui ending ramalan itu membuat Mirabel menyesal, karena dia harus berpelukan dengan kakaknya, Isabela. Pelukan ini untuk kelangsungan lilin di rumah Madrigal yang harus dijaga agar tetap menyala.

Mirabel berusaha untuk itu berpelukan dengan isabela, namun keretakan yang merupakan awal kehancuran ini terjadi walaupun seluruh keluarga belum menyadari hingga terjadi pertengakaran hebat antara Mirabel dan sang nenek. Mirabel berusaha mengambil lilin ini dan melindunginya agar tetap menyala saat rumah ini sudah hampir runtuh, namun takdir berkata lain.

Lilinya padam dan semua kekuatan keluarga Madrigal lenyap.

Mirabel merenung di pinggir sungai hingga tidak ada satu pun keluarganya yang bisa menemukan dirinya. Di sini dia menangis terisak menyalahkan diri sendiri hingga sebuah suara membuat kepalanya mendongak. Mata itu melihat sang nenek yang tengah tersenyum ke arah sungai. Mulai dari sini neneknya menceritakan awal mula dirinya mendapatkan kekuatan ajaib tersebut. Mirabel mendengarkan dengan seksama hingga berakhir keduanya berpelukan, mereka memutuskan untuk pulang dan membangun kembali rumah mereka bersama-sama.

Bruno datang bersama kuda dan membawa kedua wanita berbeda usia ini pulang.

Keluarga Madrigal membangun rumah mereka dibantu oleh seluruh warga dan pada akhirnya rumah mereka kembali utuh. Antonio menyerahkan sebuah knop pintu pada Mirabel untuk dipasangkan dan membuka pintu  utama. Sebuah keajaiban yang tidak terbayangkan terjadi, pintu itu menyala layaknya warna emas dan kekuatan keluarga Madrigal kembali.

Semuanya merasa senang, walaupun pada akhirnya Mirabel memang tetap tidak memilik kekuatan namun sekarang di mata keluarganya Mirabel tidak dipandang sebelah mata lagi.

Terkadang kita memerlukan usaha untuk bisa dipandang oleh orang lain, tetapi jika gagal maka kita tidak perlu bersedih. Kesedihan hanya membuat kita putus asa. Kita dilahirkan dengan sifat dan keistimewaan masing-masing, maka dari itu jangan pernah merasa kecil di depan semua orang.

Kita itu istimewa! Kita adalah tokoh utama dalam kehidupan kita, bukan dia ataupun mereka. (Aster Cho)