Gagasan Ekonomi Rakyat Gus Dur

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

Gusdurian Makassar lewat Forum Virtual Bulanan menyelenggarakan diskusi Gus Dur dan Gagasan Ekonomi Rakyat via zoom pada Rabu, 17 Februari 2021. Zoom Meeting ini diawali dengan pembukaan acara oleh Rara dari Gusdurian sebagai moderator dimana diskusi ini diadakan dengan tujuan untuk berbagi wawasan dan pengetahuan Gus Dur dan Gagasan Ekonomi Rakyat pada zaman dahulu.

Narasumber pertama Ah Maftuchan menjelaskan peran Gus Dur terdahulu dalam mendorong pertumbuhan ekonomi ketika masih menjabat presiden seperti pemberdayaan kelompok petani guna meningkatkan nilai tambah komoditas serta pemberdayaan Usaha Masyarakat Kecil dan Menengah (UMKM) dan lain-lain. Ekonomi Rakyat yang diusung oleh Gus Dur tidak hanya semata-mata untuk mendongkrak ekonomi saja, tetapi diharapkan ekonomi dapat berdampak bagi sektor-sektor yang lain. Gus Dur meletakkan rakyat sebagai subjek dan menunjukkan keberpihakannya pada rakyat. Berbeda ketika masa orde baru yang cenderung menstigma rakyat menggunakan terminologi kerakyatan, bukan terminologi rakyat. Gus Dur juga cenderung menekankan kebijakan ekonomi untuk melewati arus ekonomi globalisasi.

 

Wahyu Eka Setiawan dari FNKSDA Surabaya/WALHI Jatim juga menjelaskan pada kepemimpinan era Gus Dur yaitu menggunakan pendekatan kapitalisme yang digunakan untuk mensejahterakan rakyatnya. Sistem seperti ini sering digunakan secara jamak di beberapa Negara Eropa. tahun 2000 indikator pertumbuhan ekonomi nasional meningkat sekitar 4% dengan mulai didongkraknya ekspor serta mulai bergeliatnya investasi domestik.  Upaya dalam pemangkasan birokrasi, penanganan korupsi, serta penutupan sektor 6 bank yang terindikasi pencucian uang. Masa Gus Dur ialah masa di mana awal mulanya tonggak oligarki pemerintahan era Soeharto mulai runtuh.

 

Pada sesi tanya jawab, salah satu audiens mempertanyakan tentang hal konkrit apa yang dilakukan  Gus Dur dengan etnis Tionghoa yang distigmakan sebagai konglomerat yang memiliki kesenjangan antara masyarakat dengan elit-elit pelaku ekonomi tersebut. Kedua narasumber menjelaskan bahwa adanya upaya tentang penguatan ekonomi dengan menggunakan sumber daya lokal seperti pembentukan Kementerian Perikanan. Lalu juga muncul pertanyaan ketika pada saat kondisi pandemi seperti ini adakah upaya dari teman-teman Gusdurian untuk menggerakan dan membangkitkan ekonomi rakyat. Wahyu mengatakan memang ada pelatihan-pelatihan industri ekonomi kreatif untuk masyarakat seperti pelatihan produksi kaos di Surabaya yang nantinya bisa dijual pada saat digelarnya even komunitas Gusdurian dan mungkin inisiatif seperti ini bisa diteladani untuk Gusdurian lainnya di berbagai daerah. (Hastowo Broto)