Tingginya Angka Bunuh Diri Pada Anak*

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

*Tulisan ini mengandung trigger warning. Jika kamu tidak nyaman dengan isu bunuh diri, tolong di-skip saja. Jika kamu memiliki pikiran  untuk menyakiti diri sendiri segera meminta bantuan psikolog atau psikiater. Jika ada orang yang kamu kenal memiliki pikiran untuk bunuh diri, maka hubungi hotline : 021-500-454 . 

Pada awal Maret 2023, kabar pilu datang dari Banyuwangi, Jawa Timur. Seorang anak berusia 11 tahun ditemukan tewas gantung diri di rumahnya. Pihak Polresta Banyuwangi menyebut bahwa korban diduga mengalami depresi karena kerap dirundung oleh teman sebayanya. Perundungan terjadi karena status korban sebagai seorang yatim.

"Berdasarkan keterangan keluarga, korban selalu mengeluh sering diolok-olok teman-temannya kalau anak yatim, tidak punya bapak. Dan setiap pulang ke rumah, selalu menangis dan dongkol," ujar Kasi Humas Polresta Banyuwangi Iptu Agus Winarno, kala itu.

Berita berikutnya yang menjadi viral adalah seorang siswa sebuah SD negeri di Jakarta. SR (13) diduga meninggal  karena melompat dari lantai 4 sekolahnya.Selasa (26/9/2023) ia dinyatakan meninggal dunia ketika dalam perawatan di RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan. Pemicu jatuhnya SR saat itu masih didalami oleh aparat terkait. Ada dugaan kuat ia bunuh diri.

Kasus ini kemudian turut dikaitkan dengan bunuh diri anak di sepanjang tahun 2023 yang tercatat sudah menyentuh 10 kejadian. Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia ini menyebutkan, 10 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pembentukan tim khusus sangat diperlukan untuk menekan potensi tersebut.

Dikutip dari sebuah laman, bunuh diri anak di sepanjang 2023 sudah ada 10 kejadian.Angka ini 10% lebih tinggi dibanding tahun 2022. Perundungan menjadi faktor dominan penyebabnya.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mengungkapkan per Januari-Oktober 2023 tercatat 20  kasus bunuh diri pada anak di bawah umur yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Pemicu hal itu adalah perundungan dan kekerasan pada anak yang tidak segera  ditangani.   Kasus ini meningkat 10% .

Dampak perundungan dan kekerasan kepada anak dan menaiknya kasus bunuh diri. Perundungan dan kekerasan kepada anak memicu depresi hingga menyebabkan bunuh diri terutama jika tidak ditangani. dengan baik.

Menurut Nahar dari Kemen PPPA, kekerasan secara fisik terlihat sedangkan psikis tidak, sehingga inilah yang harus diwaspadai. Terutama bagi orangfua  "jika anak mengalami masalah, segera cek, dampaknya sekecil apapun itu." (Ast)