AJI Diseminasikan Buku Pedoman Peliputan Pemilu 2024

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

AJI Indonesia menggelar diseminasi buku Pedoman Peliputan Pemilu 2024 bagi Jurnalis pada Senin, 31 Juli 2023. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari penerbitan buku dan lokakarya peliputan isu Pemilu 2024. AJI  menilai penerbitan buku panduan ini sangat penting sebagai upaya peningkatan kapasitas bagi jurnalis dan media di tahun politik ini. Tidak hanya aspek teknis tapi juga sisi etika.

Dengan adanya buku panduan ini, AJI mengharapkan para jurnalis bisa melakukan peliputan Pemilu 2024 yang berkualitas. Yakni peliputan yang sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik dengan karya yang mendalam, analitis dan kritis bagi masyarakat. Sehingga media massa bisa memainkan peran sebagai pilar keempat demokrasi.

Ketua AJI Indonesia Sasmito Madrim mengatakan Pemilu 2024 dibiayai dengan uang rakyat yang besar untuk mendapatkan pemimpin dan wakil rakyat yang bermutu pula. Penting bagi media sebagai alat kontrol dalam penggunaan uang rakyat dan proses Pemilu untuk mendapatkan hasil yang bermutu pula. “Manfaatnya harus sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan parpol,” ujar Sasmito.

Selain itu, kata Sasmito, potensi kekerasan kepada jurnalis yang potensial terjadi kepada jurnalis juga meningkat, terutama menjelang pemilu.  Sehingga perlu mengantisipasi hal ini, salah satunya dengan peningkatan kapasitas jurnalis.

Dalam mewujudkan Pemilu 2024 yang berkualitas perlu bekerja sama dengan berbagai pihak. “Kita tidak mungkin menghasilkan Pemilu yang berkualitas jika tidak ada kolaborasi multipihak,” ujar Sasmito.

Penerbitan buku ini  mendapatkan dukungan dari Internews - USAID MEDIA. Menurut Eric Sasono, Chief of Party Internews, peran media sangat penting dalam pemilu ini sehingga diharapkan panduan ini bisa  meningkatkan kapasitas para jurnalis dalam meliput Pemilu, juga secara internal, mereka bisa mematuhi etika, karena  godaan pemilu sangat besar. “Sejak pertama kali didirikan AJI cukup konsisten dalam menegakan etika menjadi pilar utama dalam kerja jurnalistik, terutama dalam pemilu,” kata Eric.

Buku panduan ini juga mendapat sambutan positif dari Dewan Pers. Anggota Dewan Pers Asep Setiawan mengatakan buku ini merupakan sebuah pengayaan untuk jurnalis di Indonesia untuk meliput pemilu. Dia menilai buku ini mempunyai tiga aspek yang cukup penting yakni aspek kognitif, afektif dan motorik.

 “Aspek kognitif-pengetahuan cukup menyeluruh, aspek afektif seperti etika juga lengkap, wartawan memiliki keberpihakan dan attitude yang jelas,” ujar Asep. Dia juga menyinggung  aspek terkait isu keamanan digital dan advokasinya dii era digital ini dengan perkembangan pemilu 2024 yang unik dan menantang.

Dewan Pers juga akan ikut mendukung diseminasi buku panduan tersebut melalui laman dan program-program terkait peningkatan kapasitas jurnalis dalam peliputan pemilu.

Buku ini juga mendapatkan dukungan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Komisioner KPU August Mellaz mengatakan bahwa buku ini mempunyai insight yang bagus. Bukan hanya untuk menjawab perkembangan yang objektif yang akan dihadapi, tapi juga untuk KPU sebagai lembaga penyelenggara Pemilu 2024. “Bahkan bila perlu, kami akan mencoba membuka ruang bagi KPU kabupaten/kota untuk mengkonsumsi lebih dalam buku yang ditulis AJI,” ujar August.

 

 

 

Ketua Tim Penyusun Buku Panduan, Heru Margianto menyebutkan buku panduan ini berisikan informasi terbaru seputar Pemilu 2024 serta isu-isu krusial yang patut menjadi perhatian jurnalis pada setiap tahapan pemilihan umum. Ada pula informasi seputar cara menghadapi informasi sesat yang biasa marak dalam proses kontestasi politik untuk memanipulasi publik. Dengan memberikan panduan menghadapi informasi sesat ini, para jurnalis diharapkan bisa memilah-milah informasi sesat dan pada akhirnya menyampaikan berita yang

 

akurat kepada khalayak.

 

 

 

Bukan hanya itu buku ini juga berisi pedoman untuk mengantisipasi dan menghadapi kekerasan fisik dan digital yang bisa dialami jurnalis mengingat risiko terjadinya ketegangan dalam Pemilu 2024. Ancaman tindakan kekerasan bagi jurnalis ini nyata karena banyak aktor politik yang berkepentingan dalam Pemilu merasa terganggu oleh pemberitaan yang mengancam kepentingannya.

 

 

 

Panduan Peliputan Pemilu 2024 bagi Jurnalis terdiri dari tujuh bab yakni Yang Berbeda dari Pemilu 2024, Jadwal dan Tahapan Pemilu 2024, Hal-hal yang Perlu Dicermati Jurnalis Media Berkualitas, Pemilu Berkualitas, Etika Peliputan Pemilu 2024, Potensi Informasi Sesat di Pemilu 2024, Belajar dari Pemilu 2019, Keamanan Digital dan Fisik dan Advokasi Jurnalis