YAPHI Merangkai Kebhinekaan dengan Lakukan Safari

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

Sepasang mata Ara, seorang remaja siswa kelas 1 SMA seakan berbinar saat dirinya menapak di pintu masuk Pura Indraprasta yang terletak di Kelurahan Sondakan Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Baru pertama kali ini remaja yang tergabung dalam Forum Anak Damai Kelurahan Tipes mengunjungi tempat ibadah umat Hindu tersebut. Bersama  40 anak lainnya, pada pertengahan Juli 2023 lalu Ara melakukan safari kebhinekaan dengan berkunjung ke tempat-tempat ibadah ke-6 agama di Kota Surakarta dan didampingi oleh Yayasan YAPHI.

Kegiatan safari tentunya memiliki latar belakang.  Beberapa tahun terakhir muncul beberapa studi yang menunjukkan kecenderungan penurunan tingkat toleransi di Indonesia. Salah satu diantara sikap yang mengarah kepada nilai intoleransi yaitu munculnya gerakan radikalisme, berita bohong (hoax), persekusi. Bahkan di tingkat pelajar, nilai intoleransi muncul dalam bentuk perundungan, pembedaan berdasarkan agama, suku dan lainnya. Ini mengindikasikan adanya kesenjangan dalam penerapan nilai-nilai Pancasila, yang berdampak pada sikap intoleran di kalangan anak-anak.

Terbukti dari hasil kajian cepat deteksi dini sikap intoleransi di kalangan pelajar yang dilakukan pada tahun 2021 oleh Kedeputian Bidang Perlindungan Khusus Anak menunjukkan dari total 5.321 responden yang mengikuti kajian cepat tersebut, masih ditemukan adanya sikap-sikap intoleran diantaranya masih ada 0,7 persen pelajar yang menjawab sangat setuju jika ideologi Pancasila diubah dan digantikan dengan ideologi lain serta masih adanya 2,5 persen pelajar yang menjawab tidak setuju dengan makna ideologi Pancasila (sumber: kompas.id)

Fakta ini tentu menciderai semangat Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi semboyan bangsa Indonesia, dan pasti akan berdampak pada keutuhan bangsa di masa mendatang. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya menanamkan rasa toleransi sedini mungkin kepada anak-anak melalui berbagai cara yang menyenangkan salah satunya membawa anak-anak ke dalam pengalaman melihat dan merasakan indahnya perbedaan tanpa melukai satu dengan yang lain. 

Prakarsa Yayasan YAPHI menyelenggarakan safari bertema  “Menjaga Indonesia, Merawat Semangat Bhinneka Tunggal Ika menjadi salah satu langkah untuk menanamkan nilai-nilai toleransi dan cinta persaudaraan kepada anak-anak, dengan harapan mereka dapat mengingat dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.  Berbagai praktik baik yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah mengenalkan keberagaman agama yang ada di Indonesia,menanamkan nilai-nilai toleransi dan cinta persaudaraan kepada anak-anak serta  mendorong anak untuk bisa menghargai perbedaan dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan yang pertama kali diselenggarakan bagi kelompok anak ini tentunya tidak akan berhenti begitu saja. Akan ada semacam tindak lanjut berupa pelatihan-pelatihan untuk memberikan edukasi kepada anak-anak terkait pencegahan intoleransi dan bagaimana memahami Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai sesuatu yang melekat pada diri mereka bahkan sejak lahir seperti dkatakan oleh Dunung, salah seorang pendamping.

Maka saat ditanyakan kepada Tika, salah seorang peserta safari kebhinekaan lainnya  mengatakan bahwa safari yang diadakan dalam satu hari ini memiliki kesan mendalam. Sebab menurutnya sejak anak-anak semestinya pengenalan kepada kebhinekaan harus diberikan. Tika yang beragama Islam baru sekali itu masuk ke gereja dan ia baru paham jika umat Islam masuk ke gereja tidak berdosa. 

Selain Pura Indraprasta, rombongan safari kebhinekaan juga mengunjungi Masjid Agung Surakarta, Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan, Klenteng Khonghucu, Vihara Dhamma Sundara dan Gereja Kristen Jawa Manahan.  (handharu/ast)