Masa Depan Orang Muda: HAM, Demokrasi, dan Lingkungan Hidup

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

WALHI, BEM UBK, dan WALHI Jakarta, mengadakan kegiatan Talkshow pada hari Rabu, 31 Mei 2023 dalam Pekan Rakyat dan Perlindungan Lingkungan mengenai “Masa Depan Orang Muda : HAM, Demokrasi dan Lingkungan Hidup Saat Ini”. Kegiatan Talkshow diadakan di Universitas Bung Karno dengan moderator Sandi Saputra Pulungan selaku Tim Akademi Ekologi WALHI dan mengundang narasumber Suci Fitria Tanjung selaku Direktur Eksekutif Daerah WALHI, Betran Sulani selaku ketua BEM FH Universitas Bung Karno, Christina Rumahlatu selaku pegiat HAM, dan Adi Rohand Samsu selaku MARPALA Universitas Bung Karno.

Suci Fitria Tanjung memaparkan bahwa saat ini lingkungan yang ada di sekitar sangat memprihatinkan karena tidak adanya gerakan dari anak muda yang pasif dalam mengamati lingkungan yang seharusnya menjadi kewajiban mereka bagaimana semestinya alam yang ada saat ini untuk generasi bangsa berikutnya.

Menurut Suci semestinya anak muda bisa bergerak dan menyuarakan aspirasi serta mampu mengubah Indonesia menjadi lebih baik.

Dipaparkan juga oleh Betran Sulani bahwa saat ini demokrasi telah dibungkam dan masih banyak kasus pembungkaman pendapat dengan ancaman, seperti yang terjadi pada orang Timur yang tidak diberikan haknya, hal ini terkait tanah Maluku yang diabaikan oleh investor.

Dari pembicara Christina Rumahlatu ditegaskan adanya kebebasan pendapat yang dibungkam oleh pemerintah dengan menggunakan pelecehan seksual sebagai media untuk membungkam kebebasan berpendapat tersebut.

Sedangkan Adi Rohand Samsun sebagai pecinta alam merasa bahwa dalam melakukan kegiatan yang berkaitan dengan alam pastinya memiliki kode etik agar pendaki tidak merusak alam, namun pemerintah hadir untuk mengeksploitasinya bukan menjaga dan melindungi keasriannya. Hal ini sangat memprihatinkan mengingat indonesia merupakan “paru-paru dunia” yang memiliki dampak besar terhadap keadaan dunia yang bahkan saat ini sangat tidak baik-baik saja. (Renny Talitha Chandra/ast))