Lintas Berita

Sekolah Gender Padang dan Yayasan YAPHI Lakukan Personal Story

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

Personal Story atau cerita tentang diri apalagi saat pernah mengalami fase powerfull (titik puncak) dan powerless (tidak berdaya) sangat penting bagi penyintas kekerasan. Bukan hanya sebagai katarsis atau pelepasan emosi, tetapi recalling ini justru menguatkan karena dengan begitu bisa meluapkan emosi. Korban kekerasan, di antaranya kekerasan seksual perlu ruang aman untuk berlindung. Tempat paling aman bagi mereka adalah masyarakat, terutama lingkungan sekitar mereka, yang sadar bagaimana melindungi mereka.

Dan tentu ruang aman lainnya adalah ruang aman dalam media zoom meeting, seperti yang dilakukan oleh Yayasan YAPHI yang mengadakan sekolah gender dan difasilitasi oleh Tuba Falopii dari Sekolah Gender Padang, Rabu (3/3). Tuba dalam perjumpaan kedua kali ini mengajak para peserta untuk melakukan personal story, bercerita secara personal atas kekerasan apa yang pernah dialami dengan catatan memastikan bahwa ruang zoom adalah ruang aman. Tuba mengutip pernyataan tentang “personal is political” bahwa  personal is political adalah argumen politik dan politik adalah bentuk nyata sebuah perlawanan.

Personal is political juga disebut The private is political, adalah argumen politik yang digunakan sebagai slogan gerakan mahasiswa dan feminisme gelombang kedua dari akhir 1960-an. Ini menggarisbawahi hubungan antara pengalaman pribadi dan struktur sosial dan politik yang lebih besar. Dalam konteks gerakan feminis tahun 1960-an dan 1970-an, ini merupakan tantangan bagi keluarga inti dan nilai-nilai keluarga. [1] Frasa ini berulang kali dideskripsikan sebagai karakterisasi yang mendefinisikan feminisme gelombang kedua, feminisme radikal, studi perempuan, atau feminisme secara umum. (sumber : Wikipedia)

Satu-persatu peserta sekolah gender via zoom kemudian menceritakan perihal dirinya dan yang lainnya turut mendengarkan. Tuba, yang menjadi fasilitator dalam sekolah gender siang itu kemudian mempersilakan apabila ada peserta yang mengalami trauma secara psikis dari dampak bercerita, untuk menghubunginya secara personal karena ia menyediakan konsultan psikolog.

Sekolah gender yang diadakan oleh Yayasan YAPHI bersama Sekolah Gender  Padang selain memiliki acara personal story  juga pemutaran film The Impossible Dream. Sekolah ini  telah memiliki rencana tema belajar  antara lain tentang ekspresi seksual, perilaku seksual, penyakit Kelamin, memahami psikologis korban kekerasan pelecehan seksual dan KGBO dan lain sebagainya. (Astuti)