Dukungan Orangtua Menghadapi Pubertas Anak

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

Bagian dari pertumbuhan seorang anak adalah suatu proses kompleks dari masa anak-anak menuju dewasa dan terjadi perubahan hormonal serta psikososial. Hal itu dipengaruhi banyak faktor dan melibatkan proses yang kompleks.

Tanda awal pubertas pada anak laki-laki adalah pembesaran testis sedangkan tanda awal perempuan adalah pertumbuhan payudara terlebih dahulu lalu tiga tahun kemudian menstruasi pertama. Jadi pubertas itu bukan menstruasi pertamanya tetapi dimulai dari pertumbuhan payudaranya.

Kalau pada laki laki terjadi pembesaran testis yang dua tiga tahun kemudian mengalami mimpi basah. Sebagian besar pada laki laki mereka sering lupa tentang pengalaman pertama mimpi basah tersebut karena sifatnya romantis. Kebalikan pada perempuan, karena pengalamannya ada rasa sakit maka ia akan mengingat terus.

Demikian dikatakan dr. Arie Purwana,M.Sc, Sp.O (K)
webinar dukungan orangtua menghadapi pubertas anak yang diselenggarakan Yayasan Peduli Kemanusiaan (YPK), Sabtu (17/2).
Luh Pande Putu Novita Sari Yani, S.Fis menjadi moderator pada webinar tersebut.


dr.Arie kemudian menjelaskan lagi terkait ciri-ciri pubertas, apa saja yang berubah saat pubertas? yang dominan psikososial maka kalau pada usia yang dilalui semakin dewasa dan kritis pada pemikiran. Efek psikososial akan menghilang dalam 2-3 tahun.

Apa yang terjadi saat pubertas? ada perubahan terhadap bentuk tubuh, mulai tertarik dengan lawan jenis, melawan orangtua, perubahan emosi,menguatkan relasi pertemanan. rasa ingin tahu sangat besar, ingin bersih dengan menjaga kebersihan, menjalin relasi dengan orang seumuran. mulai realistis. percaya diri meningkat . mulai memiliki mimpi. mulai memikirkan masa depan. Bila selama ini sudah atau bisa berlangsung dan dijalani saja maka akan luar biasa dan siap bagaimana pubertas terjadi.

Sedangkan faktor yang mempengaruhi pubertas adalah genetik, lingkungan nutrisi, gadget,olah raga, dan penyakit kronis. Menurut penelitian, kalau mengalami obesitas maka akan lebih cepat datang masa pubertasnya, demikian juga kebalikannya. Dan yang dihadapi berikutnya adalah
bahaya pubertas dini misalnya ; sekolah lalai, pacaran lebih dipentingkan, kurangnya interaksi sosial kurang karena menarik diri. kemudian bisa menimbulkan gangguan pubertas. Bagi orangtua, penting untuk belajar mencari apa yang bisa dicegah sebab kegiatan seperti merokok pun mengganggu proses sistem pubertas.

Sedangkan narasumber lainnya, Caecilia Nirlaksita Rini, S. Psi, M. Si memaparkan terkait bagaimana orangtua memahami pendapat anak dengan memahami konvensi hak anak. Menurutnya tidak ada sekolah parenting sebab setiap orangtua mengalami trial and eror terkait gaya mengasuh anak, dan semua perilaku yang ditunjukkan oleh orangtua akan ditiru oleh anak.

Apa yang harus dilakukan oleh orangtua saat anaknya pubertas ; 1. Jadilah contoh dengan bicara tentang. pubertas, 2 Kenali teman-temannya anak dan keluarganya, 3. Ketahui perasaan anak, 4. Sampaikan. yang anak tasak, 5. Berbicara tentang hubungan dengan lawan jenis, 6. Fokus pada hal-hal yang positif dengan mendukung aktivitas fisik, sosial, dan sekolahnya, 7. Batasi penggunaan medsos, 8. Jika anak bertanya, jawab singkat. 9. Orangtua ikut belajar, 10. Cukup makanan bernutrisi, 11. Cukup tidur di malam hari, 12. Ajarkan tentang kebersihan badan dan alat reproduksi, 13. Tawarkan mencari bantuan ahli, 14. Medical Check Up berkala, 15. Bertanya kepada ahli.

Caecilia menegaskan jika tugas orangtua ; Mendorong remaja menemukan identitas diri mereka. Dan penting untuk memperhatikan apakah di tempat kita sudah kontrol belum atau jangan-jangan bahkan ortu tidak tahu kapan pubertas. (Ast)