Bullying dalam Keluarga, Dampak dan Cara Mengatasinya

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

Dokter Erita Istriana, SpKJ pada siaran di radio Heartline FM bersama Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia yang menghadirkan co-host Diah Ronawati, Senin (12/2) mengatakan. jika pola asuh orangtua yang otoriter dan mengandung bullying (perundungan) sangat berpengaruh kepada anak.

Hal itu disadari ketika kemudian anak mendapat persoalan di luar rumah, prestasi merosot di sekolah, sebab


di dalam keluarganya sendiri ia terus-menerus dipojokkan sebagai anak lemah sehingga justru agresif di luar dan tambah tidak percaya diri. Kalau dia apa-apain (diolok-olok) diam dan membatin "Ya sudahlah, saya diperlakukan begini." Ini rentetannya kejadian sampai dewasa. dipendam dalam hati.

Bagaimana jika pengalaman bully sudah lama dan apakah masih bisa diterapi? Sebuah pertanyaan yang langsung dijawab oleh dr. Erita bahwa si anak bisa diasesmen dulu gangguannya apakah berat atau ringan. Kalau berat dibantu dengan obat juga kombinasi dengan psikoterapi.

Meski bullying itu dilakukan di rumah dan pelakunya orangtua kepada anak-anaknya apakah akibatnya juga sama? sama saja. Kalau berulang akan mengubah persepsi dan mengganggu kesehatan mental dan yang penting bukan 'dimana' nya tapi persepsi, atas ketidaknyamanannya.

dr..Erita memberikan tips cara membekalkan anak, baiknya dilakukan secara personal. Biasanya di keluarga disampaikan secara umum. Ini pentingnya dari rumah bisa dilakukan secara personal sebab di rumah dibawakan pengetahuan dan praktik berpikir secara positif.

Mendidik anak dan memberikan pengetahuan tidak bisa disamaratakan seperti zaman orangtua dulu sebab itu menimbulkan masalah ke depan karena akan salah dipersepsikan, misalnya anak sulung yang dianggap sebagai "project awal" orangtuanya. Beda dengan anak kedua dan ketiga. Justru sebaliknya, ada sibling rival. "coba tuh kayak si adik " coba tuh seperti si kakak"

Yang sering disaksikan misalnya pihak di luar (keluarga besar, tetangga, kawan) seringnya tahu pas negatif, tahu pas ujungnya saja, tetapi keseharian tidak tahu misalnya ada laporan dari pihak luar maka biasanya anak ini mengalami respon "kamu itu kok begini, kamu kok begitu"

Seorang anak mengeluhkan ibunya sering masuk ke kamar dia padahal selama ini tidak biasanya begitu. Ini sejatinya attachment tidak biasa alias tiba-tiba. Ya artinya orangtua memberi contoh yang baik bahwa anak pun punya privacy dan anak pun butuh attachment, kemelekatan. Contoh lain misalnya ketika bilang jangan merokok tapi sambil merokok.

Kemudian ada pertanyaan lagi kalau adik dan kakak suka marah-marahan. apa kaitannya dengan bulying? Dijawab kalau biasa tidak apa-apa. Tetapi kalau satu pihak merasa tertekan baru itu bullying. Jadi jangan semua dikatakan bullying. Diam saja atau diabaikan itu bullying. Itu sudah menimbulkan ketidaknyamanan.

Pertanyaan menggelitik apakah bullying tanpa sadar dilakukan anak alias bullying apa bisa dilakukan oleh anak kepada orangtuanya ? Anak menekan orangtua membuat orangtua merasa bersalah. bisa terjadi. Itu bisa terjadi pada siapapun, atau menganggap remeh orangtua. "ah itu salah mamah dulu masukin aku ke les gini.":Nah, tapi kalau itu dijadikan alat dan dilakukan terus-menerus oleh si anak, ya itu bully.

Kalau bercanda dilakuan terus-menerus sedangkan korban diam/tidak bicara dan pelakunya merasa puas. Itupun bully. Sampai korban memiliki persepsi berbeda itu hingga citra diri atau imaje jadi buruk, misalnya dikatakan badan besar, muka buruk dan lainnya.

Kadang bully tidak hanya kekurangan jelek atau buruk bahkan kelebihan juga bisa jadi bully misalnya kecantikan.
Bully itu ada maksud membuat orang lain menderita, tidak nyaman.

Dampak Bully

Kalau dibiasakan speak up di rumah maka ketika dibully di luar dia akan protes/speak up.

Berbagai dampak bully menjadikan rumah tangga tidak harmonis. Lalu mereka misalnya akan mencari kesenangan menggunakan napza. Orang yang sudah terpojok tidak tahu akibat yang dilakukannya. Misalnya melakukan hal lainnya menjadi seorang kriminal.

Bagaimana mencegah bully? Pastikan setiap anggota keluarga nyaman dengan dirinya. Yang punya anak remaja jadikan teman. Berikan role model bahwa anak nyaman untuk mengekspresikan dan menarasikan.

Jika seseorang punya masalah di kantor dan dibawa ke rumah. Kalau dilakukan. terus-menerus akhirnya jadi malas berkomunikasi. Bibit-bibit seperti itu dilakukan setiap hari, mengakibatkan anak anak ada yang kesulitan meregulasikan masalahnya.

Lalu apa yang harus dilakukan menyikapi? Berani bicara. karena itu akan mempengaruhi gesturnya. pandangan orang kepadanya. Yang paling penting adalah komunikasi. Utamakan diskusi. (Ast)