Obrolan Anak Muda tentang Social Movement

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

Ada hal menarik dari momentum talk show pada helatan Bestari Festival, Sabtu, 19 Oktober, terkait pertanyaan dari pembawa acara,kalau ada anak muda yang ingin membangun community movement apa devisi ulang kata Impact?

Maghfiro Ridho, Headline of Marketing IdeaFest menyatakan bahwa partner penting buat movement, sebagai impact tidak mesti woro-woro sedunia tetapi bisa melakukan komunitas terkecil dari keluarga, atau tempat kerja.

Sedangkan Zensa Rahman dari Pemimpin.id berpendapat Value best community ketika berkomunitas jadi kebutuhan. Contohnya manusia berkomunitas pertama kali ketika api diketemukan. Akhirnya dengan begitu membuat bahasa berkembang, orang berkumpul lantas orang membahas apa itu value. Dan bagaimana distribusinya, value itu penting. Di hari ini titik kumpulnya adalah media sosial. "Lantas apa itu impact ? Ialah apa yang bisa bermanfaat bagi diri kita sendiri dulu, orang lain dan bisa cepat,"tutur Zensa.

Fanbul Prabowo, yang juga menjadi narasumber talkshow pendiri Minutes of Manager (MoM) mengatakan bahwa ketika membuat movement salah satu yang penting adalah story telling sebab menurutnya Indonesia lahir karena story telling yang akan disepakati bersama. Sosial movement yang bisa dihasilkan menjadi nafas yang lebih panjang. Ia menambahkan bahwa social movement tidak harus semakin sesuatu yang besar. Jadi disimpulkan olehnya ada tiga hal penting dalam movement yakni PVS : Partner, Value Story-telling.


Fanbul menambahkan jika sulit untuk dapat opportunity supaya dapat seperti apa yang ada di Jakarta, maka yang menjadi tren saat ini, mereka mendistribusikan ke daerah karena tren lokal sangat kuat tapi tidak mereka mendapat panggung apa yang seperti di Jakarta. "Challenge kita di Jakarta tidak punya teropong satu satu kadang butuh di rich-out, "jelas Fanbul.

Hal-Hal Apa Saja yang Membuat Gelisah Saat Hadapi Problem di Komunitas?

Satu ingatan kecil tentang orang yang hobi membakar sampah. Ternyata sampai hari ini pun masih sering dilakukan sehingga perilaku tersebut seharusnya dilarang, seperti yang diungkapkan Zensa Rahman. Hal yang sama juga dialami oleh Maghfiro Ridho.

Sedangkan Zensa berterus terang bila dirinya terinspirasi dari rumah HOS. Tjokroaminoto, terkait kepemimpinan. Mengapa Indonesia tidak melahirkan banyak pemimpin? Tahun 2019, Indonesia hanya punya 8 juta pemimpin menurut penelitian premis pemimpin. Padahal menurut Zensa, semua orang adalah pemimpin . Semua orang sadar bahwa pemimpin bukan chief the title. Dan leadership dimulai dari sudah selesai dengan diri sendiri. Dari masa kecil esensi kepemimpinan itu yang juara padahal, jelas keliru, padahal sejatinya diri kita itu pemimpin.

Lantas timbul pertanyaan rsehingga lahir komunitas seperti MoM, sehingga orang-orang nyaman? Jawabnya adalah secrets. Orang-orang yang punya masalah sama-sama sebagai profesional. Mereka tidak punya Serikat dan Asosiasi yang mewakili dan secara power tidak balance dengan pemilik kuasa kantor. Yakni dengan berkumpul membentuk Minute of Manajer. MoM hidup dari pergerakan membernya yang partisipatif. "Di Jakarta hal jarang kita sudah menemukan ruang ketiga. Ruang pertama rumah, kedua kantor dan ketiga space. Sesimple bikin even : art concept, Model-model tanpa hirarki. Kita coba mengimplementasikan seperti hal di Jogja. Ada sebuah istilah srawung, Itu core-nya Indonesia adalah Srawung. "Kita kehilangan itu tapi kota lain pengin. Lantas kita berikan tempat opportunity Jakarta tapi keakraban/kehangatan Jogja, " ungkap Fanbul.
(Ast)