Lintas Berita

Inisiatif Akar Rumput Di Tengah Pandemi Global COVID-19

Penilaian: 5 / 5

Aktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan Bintang
 

Pada Rabu, 30 September 2020, Yayasan YAPHI mengikuti diskusi daring melalui zoom bertema Inisiatif Akar Rumput Di Tengah Pandemi Globa COVID-19. Diskusi diikuti oleh 89 peserta dan  menghadirkan beberapa narasumber antara lain Iskandar Saharudin, Herdayati, dan Romlawati.

Iskandar Saharudin menyampaikan bahwa prakarsa gotong royong warga dalam data dan pengaduan warga. Dalam prakarsa gotong royong dalam data dan pengaduan warga kemudian disebut dengan Koalisi Warga untuk Lapor COVID-19. Koalisi Warga untuk lapor COVID-19 merupakan sekelompok individu yang memiliki perhatian terhadap hak asasi warga dan masalah kesehatan masyarakat terkait pandemi COVID-19.

Koalisi Warga untuk Lapor COVID-19 terdiri dari peneliti kesehatan masyarakat, peneliti social, ekonomi, lawyer, jurnalis, warga biasa dan dokter yang memiliki komitmen untuk berkontribusi dalam penanganan pandemi COVID-19. 

Adanya Koalisi Warga untuk Lapor COVID-19 dilatarbelakangi karena terjadinya data kasus COVID-19, terutama data kematian yang tidak sesuai dengan standar WHO. Kegiatan yang dilakukan koalisi warga untuk lapor COVID-19 baik layanan kesehatan maupun non kesehatan, serta dapat menyediakan data perkembangan kasus COVID-19 sesuai standar World Health Organization (WHO) dan dapat dilihat di https://peta.laporcovid19.org.

Iskandar Saharudin menyampaikan rencana ke depan adalah advokasi kebijakan pemerintah dan pemda dalam penanganan COVID-19, serta penggalangan dana bagi keluarga tenaga kesehatan yang tidak memperoleh bantuan pemerintah.

Narasumber Romlawati berasal dari PEKKA (Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga) menceritakan yang dialami oleh Rahma. Rahma merupakan kader serikat PEKKA dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai kepala keluarga yang mempunyai tiga orang anak yang masih sekolah. Sebelum pandemi ia berjualan berbagai macam kebutuhan misalnya pakaian, beras serta menjadi guru PAUD dan mengajak warga dusun untuk membuat kue. Setiap minggu ada pertemuan dengan kegiatan arisan dan simpan untuk melaporkan hasil usaha.

Pada saat pandemi sebagian besar anggota dari PEKKA kehilangan pekerjaan karena warga juga kesulitan tidak ada penghasilan. Beberapa anggota PEKKA harus pergi ke kabupaten lain di Sumbawa dan meninggalkan keluarga untuk menjadi petani bawang dan pulang beberapa minggu, sehingga pertemuan anggota PEKKA tidak berjalan.

Romlawati menyampaikan permasalahan dan tantangan di masa pandemi COVID-19 antara lain kesehatan, ekonomi, dan keluarga. Dalam masalah kesehatan resiko terpapar virus sangat tinggi karena terbatasnya layanan kesehatan dan tidak tersedianya alat pelindung diri. Sedangkan ekonomi yaitu hilang dan berkurangnya sumber penghasilan  karena pembatasan gerak dalam masyarakat.

Rekomendasi Romlawati sebagai anggota PEKKA yaitu adanya sistem data dan pendataan berbasis komunitas, pendekatan dari bawah, transparan dan terbuka. Kemudian ia berharap adanya bantuan pemberdayaan ekonomi.

Herdayati dari Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) menyampaikan pertama kali menghadapi pandemi COVID-19 sangat bingung dan terkejut. Jika sebelum pandemi COVID-19 semua kegiatan berjalan dengan baik dan lancar. Setelah awal pandemi itu terguncang karena semua kegiatan berhenti.

Herdayati menyampaikan tantangan organisasi terutama untuk virus itu sendiri bagi masyarakat yaitu masyarakat terpapar berita hoax dan masih beranggapan bahwa COVID-19 itu tidak ada.

Dalam akhir diskusi  salah satu narasumber menyampaikan kesan dan pesan dalam zoom meeting. Iskandar menyampaikan dalam diskusi ini sangat bermanfaat dan peserta juga sangat antusias dalam pembelajaran dalam insiatif dalam pandemi COVID-19.