Film asal Thailand How to Make Millions Before Grandma Dies mencuri perhatian di Indonesia. Film tersebut menuai pujian sejak pertama kali tayang 15 Mei lalu. Betapa tidak, sepanjang durasi film, penonton disuguhi oleh nuansa dan pandangan keluarga keturunan Chinesse yang tinggal di Thailand.
Film ini juga dianggap sangat relevan bagi masyarakat Indonesia meskipun latar ceritanya diambil di Thailand. Hal yang nyaris sama dengan keluarga-keluarga Tionghoa yang ada di Indonesia. Mereka yang digambarkan dengan tipikal pekerja keras, suka menabung, dan memiliki tradisi memberikan wasiat terkait warisan kepada siapakah anak-anaknya nanti yang akan ia berikan. How to Make Millions Before Grandma Dies sukses membuat para penonton menangis tersedu dengan ceritanya yang kuat. Film tersebut disutradarai oleh Pat Boonnitipa yang sebelumnya menggarap Bad Genius.
Fakta-fakta menarik dari film How to Make Millions Before Grandma Dies, merupakan debut dua Pemeran utamanya, aktor Putthipong Assaratanakul dan aktris Taew Usa Samekham (Amah).Tak hanya dihiasi aktor-aktor ternama, How to Make Millions Before Grandma Dies juga menampilkan nama-nama baru. Taew Usa Samekham yang baru pertama kali berakting di depan kamera dan berusia 76 tahun itu dipercaya berperan sebagai nenek atau Amah.
Kekuatan cerita How to Make Millions Before Grandma Dies membawa mereka meraih berbagai penghargaan.Film dari rumah produksi Gross Domestic Happiness (GDH) ini sempat meraih penghargaan Most Trending on Social 2024 dari Kazz Award 2024. Tak heran jika film tersebut selalu menghiasi media sosial karena popularitasnya yang tinggi.
Tak hanya sukses di negara asalnya, permintaan tinggi terhadap film How to Make Millions Before Grandma Dies juga datang dari berbagai negara tetangga. Adapun daftar negara yang menayangkan film ini adalah Indonesia, Laos, Brunei, Singapura, Vietnam, Taiwan, Hong Kong, Macau, hingga Malaysia.
How to Make Millions Before Grandma Dies resmi menjadi film Thailand terlaris di Indonesia. Film drama keluarga tersebut berhasil menyalip film horor rilisan 2021, The Medium, yang berada di posisi pertama.
The Medium sempat berkuasa dengan mengumpulkan lebih dari 730 ribu penonton saat tayang di Indonesia. Film itu kini harus turun ke posisi dua karena How to Make Millions Before Grandma Dies mengumpulkan 795.732 penonton dalam delapan hari penayangan.
Film Keluarga Sarat Moral dan Etika
Film Chinesse Thailand ini sarat akan moral dan konon base on true story. Film yang menunjukkan beberapa karakter keserakahan anak terhadap sang ibu yang sudah tua lalu memiliki penyakit. Juga seorang nenek bagi cucunya yang di waktu kecil pernah tinggal bersamanya.
Seperti kebiasaan masyarakat pada umumnya bahwa rumah keluarga adalah rumah yang ditinggal semasa mereka kecil, lantas. bertumbuh dewasa dan anak-anak dewasa menikah lalu mereka akan meninggalkan rumah orangtuanya terkecuali yang belum mampu membeli rumah sendiri maka anak mereka atau cucu si nenek akan diasuh pula di rumah keluarga. M adalah salah seorang cucu yang masih menyimpan kenangan masa kecil pernah diasuh oleh neneknya, Amah.
M seorang gamer yang tergiur merawat neneknya yang divonis kanker demi bisa mendapat sebuah rumah warisan. Karena ia melihat itu yang terjadi pada kawan perempuannya yang merawat kakeknya lalu mendapat warisan rumah. Hal yang "mudah" dilakukan oleh generasi Z untuk cepat kaya. Bekerja melayani dalam merawat, tanpa perlu bersama tim/orang lain dan tidak banyak risiko. Seperti yang selalu dikeluhkan oleh M terkait kelemahannya dalam mencari kerja ; ia takut menghadapi persaingan di dunia kerja.
M kemudian rela beberapa bulan merawat neneknya dan berpura-pura jadi cucu yang peduli demi warisan, walaupun berakhir dengan riang gembira dan mampu menguras air mata penonton. Karena seiring berjalannya waktu tumbuh rasa sayang sejati kepada sang nenek bahkan ia telah lupa niat awal mengapa ia mau merawat neneknya.
Sang nenek lalu meninggal dan bisa dimakamkan di pemakaman bagus dengan peti mati dan nisan yang bagus dan indah pula, sesuai dengan impiannya. Tradisi Chinesse, orang meninggal selalu menginginkan makam terbaik karena konon dipercaya akan membawa kemakmuran untuk keluarga yang ditinggalkan. Itulah mengapa kalau orang Chinesse yang mampu, mereka rela beli peti seharga ratusan juta. (Ast)