NGO-PHI Bersama Rumah Matahari Peringati Hari AIDS Sedunia

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

Jumlah total kasus HIV/AIDS di Kabupaten Pati mencapai 2.601 kasus sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1996. Dari jumlah tersebut, 456 kasus berakhir dengan kematian. Selama periode Januari hingga Oktober 2023 saja, tercatat ada 254 kasus baru, dengan 23 orang meninggal dunia. Kasus ini tersebar di 21 kecamatan, melibatkan berbagai kelompok, termasuk pekerja seks, anak-anak, pelajar, ibu rumah tangga, hingga kepala keluarga.

Kecamatan dengan angka kasus tertinggi dalam periode Januari–Oktober 2023 adalah Juwana (34 kasus), Pati (17 kasus), Wedarijaksa (15 kasus), Jaken (15 kasus), dan Margorejo (10 kasus).

Untuk menangani masalah ini, Pemerintah Kabupaten Pati terus melakukan sosialisasi dan deteksi dini melalui berbagai program, termasuk melibatkan puskesmas, rumah sakit, dan komunitas peduli AIDS. (sumber : joglojateng.com)

Hal itu menjadi keprihatinan sendiri bagi Yayasan Yekti Angudi Piadeging Hukum Indonesia (YAPHI), yang pada rangkaian peringatan "Hari HAM dan Kedaulatan Tanah Rakyat" memasukkan pula, isu HIV dan AIDS ke salah satu kegiatannya. Kegiatan tersebut adalah siaran podcast dan YouTube NGO-PHI.  NGO-PHI adalah salah satu program reguler dari Yayasan Angudi Piadeging Hukum Indonesia (YAPHI) yang dihelat sebagai satu sajian kritis yang selama ini digawangi oleh salah satu divisi yakni Divisi Publikasi dan Dokumentasi (Pudok).

NGO-PHI hadir menjawab tantangan zaman yakni arus digital yang mau tidak mau diperhadapkan turut mengambil bagian sebagai wahana masyarakat sipil mengutarakan unek-uneknya dan bagaimana stakeholder/pemangku kebijakan menjawab kegelisahan  dan problematika yang ada di masyarakat. Dengan sajian fitur media socsal YouTube, NGO-PHI diharapkan menjadi jawaban atas berbagai persoalan di masyarakat, termasuk masyarakat rentan, salah satunya di isu Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)  yakni pada Orang dengan HIV (ODHIV)  dan Orang dengan AIDS (ODHA).

Untuk itu, dalam program NGO-PHI edisi kali ini, YAPHI menggandeng Komunitas Rumah Matahari yang beralamat di Pati untuk saling berbagi pengetahuan sebagai sarana sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat luas. Selain untuk memberikan sosialisasi dan  pendidikan kepada masyarakat dampingan YAPHI dan masyarakat pada umumnya, juga tentang pemahaman  pengobatan, bagaimana terkait ibu dan anak serta statistik dan kebijakan terkait HIV dan AIDS.

Pengambilan gambar untuk NGO-PHI dilakukan di Sekretariat Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan) pada Sabtu, 30/11/2024 dengan menghadirkan narasumber Anita dari Rumah Matahari dan Jumini, dari Kelompok Dukungan Sebaya (KDS). Mengapa ada keterlibatan Jampisawan di siaran ini? Sebab Jampisawan sejak awal turut mendirikan komunitas Rumah Matahari sehingga mereka pun berjejaring dan para anggota Rumah Matahari pun juga beraktivitas dengan isu yang beririsan yakni lingkungan.

Obrolan dengan nada santai pun bergulir dengan berbagai pertanyaan yang mencuat seperti apa itu HIV dan apa bedanya dengan AIDS, bagaimana cara HIV ditularkan, apakah HIV dapat menular melalui kontak biasa seperti berjabat tangan atau berbagi alat makan, atau apakah juga dapat menular melalui air liur, air mata, dan keringat. Lantas diperbincangkan pula tentang gejala dan diagnosis awal infeksi HIV termasuk cara pencegahannya, serta bagaimana cara mencegah penularan HIV dari ibu ke anak dan apakah ibu yang sudah terinfeksi masih bisa menyusui anaknya atau tidak. Lantas terkait pengobatan apakah HIV bisa disembuhkan, apa itu terapi antiretroviral (ARV) dan bagaimana cara kerjanya serta apakah ada efek samping.  

Keberadaan Rumah Matahari  ternyata sudah eksis untuk melakukan advokasi dari tahun 2013 guna mengupayakan  adanya peraturan daerah (Perda) tentang HIV dan AIDS yang kemudian terbit di tahun 2020 yakni Perda nomor 7 Tahun 2020 dan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 38 Tahun 2022. (Astuti)