Hari Pencegahan Bunuh Diri dan Dukungan Sosial Kepada Remaja yang Mengalami Depresi

Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

Trigger Warning! Membaca tentang bunuh diri bisa memicu perasaan tidak nyaman, sedih, atau tertekan. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami kesulitan emosional atau berpikir tentang bunuh diri, penting untuk mencari bantuan segera. Anda tidak sendirian, dan ada banyak dukungan yang tersedia.

Setiap 10 September diperingati sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia (World Suicide Prevention Day). Hari ini diinisiasi oleh International Association for Suicide Prevention (IASP) dan didukung oleh World Health Organization (WHO). Peringatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan bunuh diri di seluruh dunia, serta mempromosikan aksi-aksi untuk mendukung kesehatan mental.

Di Indonesia,  angka bunuh diri tercatat sekitar 3,4 per 100.000 penduduk. Walaupun lebih rendah dibandingkan rata-rata angka di seluruh dunia (9 per 100.000 penduduk), masih ada peningkatan kesadaran yang diperlukan terkait isu ini.

Data mengenai angka bunuh diri menunjukkan bahwa masalah ini adalah salah satu tantangan kesehatan global yang serius. Menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun, sekitar 700.000 nyawa terenggut l akibat bunuh diri, yang berarti ada satu kematian akibat bunuh diri setiap 40 detik di seluruh dunia. Bunuh diri juga menjadi penyebab utama kematian pada orang berusia 15 hingga 29 tahun secara global.

Data terakhir menunjukkan bahwa dari Januari hingga Oktober 2023, terdapat 971 kasus bunuh diri di Indonesia. Angka ini sudah melampaui jumlah kasus sepanjang tahun 2022 yang sebanyak 900 kasus. Kasus bunuh diri paling banyak terjadi di Jawa Tengah dengan 356 kasus, diikuti oleh Jawa Timur (184 kasus), dan Bali (94 kasus). Lokasi terbanyak kasus bunuh diri adalah di permukiman atau perumahan (741 kasus), dan waktu kejadian sebagian besar terjadi pada pagi hingga siang hari. Jika dilihat dari data pada periode Januari hingga Juni 2023, tercatat 585 kasus bunuh diri.

Umumnya, angka bunuh diri pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Menurut data global, laki-lali tiga kali lebih mungkin untuk bunuh diri dibandingkan perempuan.  Di Indonesia, tren ini juga serupa, dengan laki-laki memiliki angka bunuh diri lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Beberapa faktor risiko memengaruhi angka bunuh diri termasuk adanya gangguan mental seperti depresi dan kecemasan, penyalahgunaan NAPZA, masalah keuangan, serta pengalaman kekerasan dan kehilangan.

Data dari Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi penduduk dengan gejala depresi tertinggi terdapat pada kelompok anak muda (15-24), berjenis kelamin perempuan dan berpendidikan menengah pertama ke bawah, tidak bekerja, masih sekolah, dan kelompok pekerja yang tidak memerlukan keahlian khusus (Buruh, sopir, pekerja rumah tangga, dll).

Proporsi depresi pada umur 15-24  yang pernah mempunyai pikiran mengakhirin hiudp : 61% anak muda depresi dalam 1 bulan terakhir pernah berpikiran untuk mengakhiri hidup, dan 1,7% anak muda yang tidak depresi pernah berpikiran sama.

Upaya pencegahan dilakukan dengan kampanye dan program untuk pencegahan bunuh diri terus digalakkan, dengan fokus pada peningkatan akses layanan kesehatan mental, peningkatan kesadaran masyarakat, dan pengurangan stigma terhadap masalah kesehatan mental.

 

Kasus Bunuh Diri pada Remaja dan Dukungan Sosial Kepada Remaja yang Mengalami Depresi

Data terbaru menunjukkan bahwa kasus bunuh diri di kalangan remaja di Indonesia masih menjadi masalah yang serius. Menurut survei "Indonesia - National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS)" yang dilakukan oleh Queensland Centre for Mental Health Research (QCMHR) bersama Center for Public Mental Health (CPMH) Universitas Gadjah Mada, sebanyak 1,4% dari remaja Indonesia berusia 10-17 tahun mengaku memiliki ide bunuh diri, 0,5% telah membuat rencana bunuh diri, dan 0,2% pernah mencoba bunuh diri dalam 12 bulan terakhir.

Data dari Kepolisian RI juga menunjukkan adanya peningkatan kasus bunuh diri di kalangan remaja. Sepanjang periode Januari hingga Juli 2023, tercatat ada 663 kasus bunuh diri di Indonesia, meningkat 36,4% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021.

Kesehatan mental di kalangan remaja sering kali terganggu oleh berbagai faktor, seperti perubahan fisik, emosional, dan sosial yang dialami selama masa remaja. Depresi, kecemasan, dan gangguan mental lainnya sering menjadi penyebab utama dari kasus bunuh diri ini. Upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental.

Remaja yang mengalami depresi membutuhkan dukungan sosial yang beragam dan menyeluruh dari lingkungan sekitar mereka, termasuk keluarga, teman, sekolah, dan komunitas. Dukungan ini penting untuk membantu mereka merasa dipahami, diterima, dan termotivasi untuk mencari bantuan profesional. Berikut adalah bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan oleh remaja yang mengalami depresi:

  1. Dukungan dari keluarga. Kehadiran emosional keluarga, terutama orang tua atau wali, harus menunjukkan bahwa mereka siap mendengarkan dan memahami tanpa menghakimi. Ini berarti bersedia mendengarkan perasaan remaja, mengakui pengalaman mereka, dan memberikan kasih sayang serta rasa aman.
  2. Membuat lingkungan aman, dengan menciptakan lingkungan rumah yang aman dan mendukung di mana remaja merasa nyaman untuk mengungkapkan perasaan mereka tanpa takut dihakimi atau disalahkan.

       3.Memvalidasi Perasaan. Penting bagi keluarga untuk menghindari meremehkan perasaan depresi sebagai "hanya fase" atau "mood remaja". Sebaliknya, mereka harus              mengakui bahwa apa yang dirasakan remaja itu nyata dan serius.

  1. Mendorong bantuan profesional. Keluarga harus membantu remaja mengakses dukungan profesional, seperti psikolog atau konselor, serta mendorong mereka untuk tidak merasa malu atau bersalah mencari bantuan tersebut.
  2. Dukungan dari Teman Sebaya. Kesediaan untuk mendengarkan dari teman-teman sebaya yang bersedia mendengarkan tanpa memberikan nasihat yang tidak diminta atau menghakimi dapat memberikan dukungan yang signifikan. Kehadiran seorang teman yang peduli bisa membuat perbedaan besar bagi seorang remaja yang merasa sendirian.
  3. Menghindari tekanan sosial negatif. Remaja sering kali menghadapi tekanan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial tertentu. Teman sebaya yang mendukung harus menghindari perilaku atau ucapan yang dapat menambah tekanan atau memperburuk kondisi depresi.
  4. Mempromosikan kegiatan positif. Mengajak remaja yang mengalami depresi untuk terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan dan sehat, seperti olahraga, hobi, atau kegiatan kreatif, dapat membantu mereka merasa lebih terhubung dan terlibat dengan lingkungan sekitar.

 

Berbagai Dukungan Lainnya Bagi Kesehatan Mental Remaja

-Dukungan dari Sekolah dan Komunitas dengan mengakses layanan konseling di sekolah. Sekolah perlu menyediakan konselor yang terlatih dalam menangani masalah kesehatan mental, serta menciptakan lingkungan yang ramah di mana remaja merasa aman untuk berbicara tentang masalah mereka.

- Program Kesadaran Kesehatan Mental. Mengadakan program kesadaran di sekolah untuk mengurangi stigma, meningkatkan pemahaman tentang kesehatan mental, dan membangun empati di antara siswa.

- Dukungan dari Guru dan Staf. Guru dan staf sekolah harus dilatih untuk mengenali tanda-tanda depresi dan memberikan dukungan yang sesuai. Mereka juga dapat membantu dengan memberikan kelonggaran dalam tugas sekolah atau penyesuaian lainnya jika diperlukan.

-Dukungan dari Profesional Kesehatan Mental. Akses Mudah ke terapi dan konseling. Remaja harus memiliki akses ke layanan kesehatan mental, seperti psikoterapi, konseling, atau terapi kelompok. Penting bahwa mereka merasa aman dan nyaman untuk berbicara dengan profesional kesehatan mental yang kompeten dan berpengalaman dengan remaja.

-Intervensi yang disesuaikan.: Profesional kesehatan mental dapat menawarkan intervensi yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus remaja, termasuk terapi perilaku kognitif/Cognitive Behavioral Therapy (CBT), terapi keluarga, atau terapi berbasis mindfulness.

-Kelompok Dukungan dan Kegiatan Komunitas. Kelompok Dukungan untuk Remaja: Mengikuti kelompok dukungan yang dirancang khusus untuk remaja yang mengalami depresi dapat memberikan rasa kebersamaan dan pemahaman. Ini memungkinkan mereka berbagi pengalaman dan saling mendukung.

- Partisipasi dalam Aktivitas Sosial dan Kegiatan Relawan. Kegiatan sosial atau menjadi relawan dalam kegiatan komunitas dapat membantu remaja merasa lebih terhubung dan bermanfaat, mengurangi perasaan isolasi dan kesepian.

-Membangun Rasa Percaya Diri dan Daya Tahan Mental. Mendorong Kegiatan yang Membangun Keterampilan.Terlibat dalam aktivitas yang dapat meningkatkan rasa percaya diri, seperti olahraga, seni, musik, atau kegiatan ekstrakurikuler lainnya, dapat membantu remaja merasa lebih positif tentang diri mereka.

- Mengajarkan Teknik Manajemen Stress. Memberikan pelatihan atau lokakarya tentang teknik manajemen stres, seperti meditasi, yoga, atau mindfulness, untuk membantu remaja mengatasi emosi negatif mereka dengan cara yang sehat.

-Mendorong Ketulusan dan Keterbukaan. Menjadi Teladan dalam Keterbukaan Emosional. Orang dewasa di sekitar remaja, termasuk keluarga dan guru, harus memberikan contoh dengan berbicara secara terbuka tentang kesehatan mental mereka sendiri atau pengalaman emosional mereka, untuk menormalkan percakapan tentang perasaan dan kesehatan mental.

-Menyediakan Sumber Daya yang Dapat Diakses. Informasi dan Materi Pendidikan. Menyediakan buku, artikel, video, dan sumber daya lainnya yang relevan tentang depresi dan kesehatan mental yang dapat diakses oleh remaja dan orang-orang di sekitar mereka.

Dengan dukungan sosial yang tepat, remaja yang mengalami depresi dapat merasa lebih dimengerti, diterima, dan termotivasi untuk mencari bantuan. Dukungan ini penting dalam membantu mereka merasa tidak sendirian dan memungkinkan mereka untuk memulai perjalanan pemulihan dengan lebih percaya diri.

 

Apakah benar jika BPJS Kesehatan tidak mengkaver kematian dan sakit fisik akibat bunuh diri?

Ya, benar bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tidak mengkaver biaya perawatan akibat bunuh diri atau upaya bunuh diri, termasuk kematian dan sakit fisik yang timbul akibat tindakan tersebut. Hal ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan, yang menyatakan bahwa BPJS Kesehatan tidak menanggung pelayanan kesehatan yang diakibatkan oleh tindakan yang merugikan diri sendiri atau bunuh diri, tindakan kriminal, maupun kecelakaan yang disebabkan karena penyalahgunaan obat atau alkohol.

Artinya, jika seseorang mengalami cedera fisik akibat percobaan bunuh diri atau meninggal dunia karena bunuh diri, semua biaya pengobatan, perawatan, atau klaim kematian tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mengatur layanan yang diberikan oleh BPJS agar sesuai dengan prinsip asuransi sosial dan mencegah penyalahgunaan layanan kesehatan.

Untuk layanan kesehatan mental, BPJS Kesehatan masih mengkaver biaya konsultasi, terapi, dan pengobatan yang diperlukan untuk gangguan mental seperti depresi, selama tidak terkait dengan percobaan bunuh diri.

 

Hotline Bantuan untuk Krisis Kesehatan Mental di Indonesia:

  1. Kementerian Kesehatan RI - Halo Kemkes.

   Telepon: 1500-567.

   Layanan ini menyediakan informasi dan rujukan terkait kesehatan mental, termasuk untuk situasi krisis.

  1. Yayasan Pulih.

   Telepon: (021) 7884-1918

   Yayasan Pulih memberikan dukungan psikologis dan konseling untuk mereka yang mengalami tekanan emosional atau trauma.

  1. Layanan Konseling Online.

   Beberapa organisasi seperti Into The Light Indonesia dan Sehat Jiwa menyediakan layanan konseling online untuk mereka yang membutuhkan dukungan.

Jika Anda Membutuhkan Bantuan Darurat: Jangan ragu untuk menghubungi keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental di sekitar Anda. Mereka dapat memberikan dukungan dan bantuan yang Anda butuhkan. Ingatlah. Tidak apa-apa untuk meminta bantuan. Banyak orang peduli dan siap membantu Anda melewati masa-masa sulit. (Ast)