Belajar Bersama “Laki-laki, Maskulinitas dan Kekerasan Terhadap Pasangan”

Penilaian: 5 / 5

Aktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan Bintang
 

Selasa, 3 November 2020 Yayasan YAPHI mengikuti diskusi online melalui zoommeeting dengan judul gerakan laki-laki pro feminis kegiatan dan refleksi Aliansi Laki-Laki Baru (ALB) sebagai bagian dalam gerakan feminis. Diskusi diikuti  oleh 157 peserta dan menghadirkan beberapa narasumber antara lain Feby R.Ramadhan, Elisabeth Windy, dan Ira Larasati.

Narasumber Feby R.Ramadhan menyampaikan hasil penelitian lapangan dengan metode etnografi selama 13 bulan pada Aliansi Laki-Laki Baru (ALB) bulan Mei 2016 sampai Mei 2017.  Selama riset ia melakukan observasi partisipatoris sebagai volunteer pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh ALB. Feby melakukan riset berlatar belakang tingginya angka kekerasan terhadap perempuan di Indonesa dari tahun ke tahun dan melihat persoalan kekerasan terhadap perempuan yang tidak kunjung berakhir.

Feby mengatakan keterlibatan laki-laki dalam gerakan perempuan yang benar-benar bertujuan untuk membongkar cara pandang maskulin, berefleksi atas posisinya dalam relasi kuasa yang partiarkal. Dan berkomitmen untuk terlibat secara aktif dalam menghapus kekerasan terhadap perempuan masih minim.

Narasumber Elisabeth Windy menyampaikan bahwa budaya patriarki membawa dampak negatif bagi laki-laki. Kontruksi kelelakian (maskulinitas) yang diandalkan oleh budaya patriarki juga melahirkan hirarki di kalangan laki-laki. Elisabeth merekomendasikan laki-laki yang tertarik atau mendukung kesetaraan gender dapat mengaplikasikan kiat-kiat menjadi male feminis sesuai citra ALB di kehidupan sehari-hari.

Sedangkan narasumber Ira Larasati menyampaikan tujuan penelitian untuk mendeskripsikan gerakan yang dilakukan oleh ALB dalam konsep two logics of action dan upaya untuk turut mempromosikan keterlibatan laki-laki dalam gerakan dan agenda keadilan gender dengan ALB sebagai contoh konkret. Ira Larasati merekomendasikan untuk membentuk jaringan volunteer perlu upaya lebih masif, agar transfer ide dan gerakan dapat lebih menyeluruh. Selain itu volunteer juga dapat dikelola untuk memperluas jaringan gerakan yang di lakukan dalam kerangka connective action.

Di akhir diskusi salah seorang narasumber menyampaikan pesan dan kesan dalam zoommeeting. Ira Larasati menyampaikan diskusi ini sangat bermanfaat dan peserta juga sangat antusias dalam pembelajaran mengenai gerakan laki-laki pro feminis. (Garindra Herayukana)